Profil Paroki Santa Maria
Tanah Pinoh
Sejarah singkat Paroki Santa Maria Tanah Pinoh.
pada waktu berdirinya paroki
Santa Maria tanah pinoh tahun 1980, sejak itu ada seorang pastor dari italia,
yang bernama pastor Gros atau sering disebut pastor Gro beliau mendatangi
daerah kota baru yang pada dulunya menganut agama Kristen protestan, setelah
beliau datang dan mewartakan kabar injil ke daerah kota baru, ada banyak umat
yang tertarik mendegarkan beliau bercerita tentang isi Kitab Suci dan banyak
umat megangumi sosok beliau karena beliau orangnya baik dan juga suka membantu
umat yang miskin. Dari itu beliau disebut sosok penyelamat oleh umat setempat,
karena banyak umat yang sering dibantui oleh beliau sehingga umat selalu datang
kepada beliau untuk meminta tolong untuk
segala macam apapun dengan seperti
bahan makanan dan pakai-pakaian yang diberikan oleh pastor Gros, dari
pengorbanan ini beliau merasa sangat senang membantu umat sempat karena pada
waktu itu beliaulah yang mempunyai ide dan niat yang besar sehingga hatinya
selalu digerakan oleh Tuhan untuk selalu siap membantu umat miskin tersebut.
Meskipun pada waktu itu beliau sulit untuk
menjangkau tempat-tempat yang beliau kunjungi, namun karena Tuhan selalu
mengerakan hatinya semua tempat yang jauhpun bisa di tempuh dengan baik dan
semua beliau bisa menempuhnya karena beliau tidak merasa beban malahan beliau
selalu semangat dalam pewartaan kabar gembira untuk para umat sehingga banyak
umat bisa mengenal Putra Allah lewat pewartaan Pastor Gros dan pelayanan beliau
tampa memandang sesuatu yang berharga dari umat setempat, tapi beliau
sangat-sangat senang karena bisa berbuat demikian dengan apa yang dilakukannya
untuk umat setempat dan bahkan juga beliau peduli kepada anak-anak juga karena beliau menganggap itulah yang dinamakan
sebuah pelayanan yang murah hati tampa memandang usia dan juga dan anak-anak
semuanya sama. Pastor Gro ini biasanya turune kekampung-kampung dengan berjalan
kaki dengan membawa tengkalang dan juga perjalan biasa ditempuh satu hari dan
bahkan sampai dua, tiga hari dalam perjalanan.
Kondisi
Geografis Kalimantan Barat
Secara geografis Kalimantan Barat adalah salah
satu provinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi Kalimantan Barat
dengan ibukotanya Pontianak terletak di antara garis 20 08’ LU dan 30 05’ LS
serta di antara 1080 0’ BT dan 1140 10’ BT pada peta bumi. Berdasarkan letak
geografis yang spesifik ini, maka daerah Kalimantan Barat tepat dilalui oleh
Garis Khatulistiwa (garis lintang 00 ) tepatnya di atas kota Pontianak. Wilayah Kalimantan Barat merupakan
salah satu provinsi di Indonesia yang langsung berbatasan dengan negara
tetangga, yaitu Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Posisi geografis ini
menjadikan Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
secara resmi telah memiliki akses jalan darat masuk dan keluar ke/dari negara
asing, seperti Malaysia dan Brunai Darussalam.
Hal ini terjadi karena antara Kalbar
dengan Serawak terbuka jalan darat antar negara yang bisa dilalui kendaraan
umum via poros jalan antar negara Pontianak– Entikong–Kuching (Serawak Malaysia) sepanjang 400 Km dan dapat
ditempuh enam sampai delapan jam perjalanan darat. Batas wilayah Provinsi
Kalimantan Barat adalah sebelah utara Serawak (Malaysia), sebelah selatan
dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur
dan sebelah barat dengan Laut Natuna dan Selat Karimata. Melihat setuasi inilah para Pastor-pasrtor
datang dan dengan semangat mewartakan Kabar Gembira ke daerah-daerah pedalaman
sehingga perwartaan tersebut menyebar luas kedaerah-daerah yang sangat jauh
sehingga pada saat ini umat Katolik sangat banyak dan mereka antusias dalam
kegitaan yang ada di paroki-paroki.
Tentang Gereja
Wilayah Kota Baru, yang terletak di bagian hulu Sungai Cina, meliputi dua Kabupaten dari Propinsi Kalimantan Barat,
yaitu Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi.
Wilayah yang luasnya 65.000 km2 ini hanya mempunyai hubungan melalui sungai dan
jalan setapak. Kecuali sedikit di sekitar Pinoh, yang walaupun amat darurat,
punya hubungan darat yang dapat dilalui oleh jeep dan sepeda motor.
Dilihat dari
jumlah prosentase jumlah umat, Gereja di Kota Baru mempunyai potensi yang amat besar. Potensi yang nampak
dalam statistik lama dan masih seakan-akan tersembunyi. Sebagian besar penganut
Katolik di Daerah
kota baru ini adalah Suku Dayak. Mata
pencarian mereka adalah ladang berpindah, kebun karet, dan hasil hutan lainnya.
Dari semua sumber tersebut, penghasilan mereka rata-rata cukup rendah. Karena
itu prosentase yang membesarkan hati, yang cukup mengejukan masyarakat pada
umumnya dan juga Gereja, selain memberi banyak harapan juga menyodorkan
tantangan-tantangan